Kelelawar vampire (Foto: bbc)
Peru, Kelelawar di daerah pedalam Peru telah berubah menjadi drakula penghisap darah manusia. Kelelawar vampire ini menggigit manusia lalu menyebarkan virus rabies yang membuat korbannya tewas.
Pejabat kesehatan di Peru mengatakan kelelawar vampire ini telah membunuh 5 orang anak berusia 5-10 tahun. Anak-anak ini tinggal di kawasan Amazon utara daerah pedalaman Peru dekat perbatasan Ekuador, yang merupakan tempat tinggal suku adat Awajun dan komunitas Wampis.
Total jumlah kematian di wilayah Amazon utara ini sudah mencapai 20 orang. Sedangkan jumlah korban yang telah digigit kelelawar vampire ini mencapai 3.500 orang.
Jumlah korban karena gigitan kelelawar itu bisa bertambah karena daerah tersebut sulit mendapatkan vaksin rabies. "Tempat-tempatnya sangat terpencil yang perjalanan kakinya bisa 15 jam melalui hutan dan sungai," kata Fernando Borjas, penduduk didaerah Chachapoyas seperti dilansir dari BBCNews, Jumat (24/9/2010).
Departemen Kesehatan Peru telah mengirim tim darurat ke wilayah tersebut dan sudah ada 900 orang yang telah diimunisasi. Namun, ribuan orang lagi masih banyak yang tidak mendapatkan vaksin, bahkan beberapa penduduk pribumi dilaporkan menolak pengobatan tersebut.
Kelelawar vampire biasanya memakan satwa liar atau ternak. Diduga karena habitat hutan telah rusak, hewan ini akhirnya berpaling menyerang manusia. Kelelawar vampire ini beraksi menggigit manusia pada malam hari.
Kelelawar ini menyebarkan virus rabies yakni virus yang menyebabkan peradangan di otak yang korbannya bisa berakibat fatal hingga kematian.
Rabies umumnya ditularkan dari gigitan anjing, kucing atau monyet. Sebenarnya virus ini mudah sekali untuk diinonaktifkan melalui cara pemanasan, sabun, detergen, menciptakan suasana asam dan basa.
Virus ini memiliki masa inkubasi antara 2 minggu sampai 2 tahun, tapi rata-rata kasus rabies di Indonesia masa inkubasinya antara 2 minggu hingga 18 minggu.
Virus rabies ini harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu hingga akhirnya mencapai otak, yaitu virus masuk melalui gigitan hewan lalu berkembang biak di otot sekitar gigitan. Setelah itu virus akan menginfeksi susunan saraf tepi yang nantinya akan menuju pusat saraf.
Jika sudah sampai ke saraf maka virus akan menginfeksi otak dan jaringan lain yang membuat harapan penderita untuk hidup semakin kecil.
Seseorang yang terkena rabies akan menunjukkan gejala-gejala seperti:
Pejabat kesehatan di Peru mengatakan kelelawar vampire ini telah membunuh 5 orang anak berusia 5-10 tahun. Anak-anak ini tinggal di kawasan Amazon utara daerah pedalaman Peru dekat perbatasan Ekuador, yang merupakan tempat tinggal suku adat Awajun dan komunitas Wampis.
Total jumlah kematian di wilayah Amazon utara ini sudah mencapai 20 orang. Sedangkan jumlah korban yang telah digigit kelelawar vampire ini mencapai 3.500 orang.
Jumlah korban karena gigitan kelelawar itu bisa bertambah karena daerah tersebut sulit mendapatkan vaksin rabies. "Tempat-tempatnya sangat terpencil yang perjalanan kakinya bisa 15 jam melalui hutan dan sungai," kata Fernando Borjas, penduduk didaerah Chachapoyas seperti dilansir dari BBCNews, Jumat (24/9/2010).
Departemen Kesehatan Peru telah mengirim tim darurat ke wilayah tersebut dan sudah ada 900 orang yang telah diimunisasi. Namun, ribuan orang lagi masih banyak yang tidak mendapatkan vaksin, bahkan beberapa penduduk pribumi dilaporkan menolak pengobatan tersebut.
Kelelawar vampire biasanya memakan satwa liar atau ternak. Diduga karena habitat hutan telah rusak, hewan ini akhirnya berpaling menyerang manusia. Kelelawar vampire ini beraksi menggigit manusia pada malam hari.
Kelelawar ini menyebarkan virus rabies yakni virus yang menyebabkan peradangan di otak yang korbannya bisa berakibat fatal hingga kematian.
Rabies umumnya ditularkan dari gigitan anjing, kucing atau monyet. Sebenarnya virus ini mudah sekali untuk diinonaktifkan melalui cara pemanasan, sabun, detergen, menciptakan suasana asam dan basa.
Virus ini memiliki masa inkubasi antara 2 minggu sampai 2 tahun, tapi rata-rata kasus rabies di Indonesia masa inkubasinya antara 2 minggu hingga 18 minggu.
Virus rabies ini harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu hingga akhirnya mencapai otak, yaitu virus masuk melalui gigitan hewan lalu berkembang biak di otot sekitar gigitan. Setelah itu virus akan menginfeksi susunan saraf tepi yang nantinya akan menuju pusat saraf.
Jika sudah sampai ke saraf maka virus akan menginfeksi otak dan jaringan lain yang membuat harapan penderita untuk hidup semakin kecil.
Seseorang yang terkena rabies akan menunjukkan gejala-gejala seperti:
- Nyeri pada bekas luka gigitan
- Sakit kepala
- Lemas
- Gelisah
- Mulut berlendir
- Takut air (hydrophobia) bahkan hanya untuk melihatnya saja.
- Takut angin (aerophobia), takut cahaya (photophobia) dan takut suara. Karena itu biasanya pasien rabies ditempatkan di ruang rawat khusus yang gelap tanpa angin dan cahaya.